MUDAH - MUDAHAN BLOG INI BERMANFAAT UNTUK YANG MEMBUKA, KHUSUSNYA WARGA MUHAMMADIYAH, UMUMNYA UNTUK YANG PEDULI DENGAN PERJUANGAN MUHAMMADIYAH
MUHAMMADIYAH RANTING PASUNG KEC. WEDI, KAB. KLATEN
Gerakan Islam Amar Ma'ruf Nahi Munkar Berdasar Al - Qur'an dan Sunnah Shohihah
PRM PASUNG PEREODE MUKTAMAR 47
Jumat, 04 Januari 2013
MUDAH - MUDAHAN BLOG INI BERMANFAAT UNTUK YANG MEMBUKA, KHUSUSNYA WARGA MUHAMMADIYAH, UMUMNYA UNTUK YANG PEDULI DENGAN PERJUANGAN MUHAMMADIYAH
IDUL ADHA 1439 H
PENETAPAN HASIL HISAB RAMADAN, SYAWAL, DAN ZULHIJAH 1439 HIJRIAH
Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan ini mengumumkan awal Ramadan,Syawal, dan Zulhijah 1439 Hijriahberdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah sebagai berikut:
RAMADAN 1439 H
- Ijtimak jelang Ramadan 1439 H terjadi pada hari Selasa Kliwon, 15 Mei 2018 M pukul 18:50:28 WIB.
- Tinggi Bulan pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta ( f= -07°48¢ LS dan l= 110°21¢BT ) = -00°02¢50²(hilal belum wujud).
- 1 Ramadan 1439 H jatuh pada hari Kamis Pahing, 17 Mei 2018 M.
SYAWAL 1439 H
- Ijtimak jelang Syawal 1439 H terjadi pada hari Kamis Kliwon, 14 Juni 2018 M pukul 02:45:53 WIB.
- Tinggi Bulan pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta ( f= -07°48¢ LS dan l= 110°21¢BT ) = +07°35¢20²(hilal sudah wujud).
- 1 Syawal 1439 Hjatuh pada hari Jum’at Legi, 15 Juni 2018 M.
ZULHIJAH 1439 H
- Ijtimak jelang Zulhijah 1439 H terjadi pada hari Sabtu Pon, 11 Agustus 2018 M pukul 17:00:24 WIB.
- Tinggi Bulan pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta ( f= -07°48¢ LS dan l= 110°21¢BT ) = -00°37¢58²(hilal belum wujud).
- 1 Zulhijah 1439 H jatuh pada hari Senin Kliwon, 13 Agustus 2018 M.
Berdasarkan hasil hisab tersebut maka Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan:
- Tanggal 1 Ramadan 1439 Hjatuh pada hari Kamis Pahing, 17 Mei 2018 M.
- Tanggal 1 Syawal 1439 Hjatuh pada hari Jum’at Legi, 15 Juni2018 M.
- Tanggal 1 Zulhijah 1439 Hjatuh pada hariSenin Kliwon, 13 Agustus 2018 M.
- Hari Arafah (9 Zulhijah 1439 H) jatuh pada hari Selasa Pon, 21 Agustus 2018 M.
- Idul Adha (10 Zulhijah 1439H) jatuh pada hari Rabu Wage, 22 Agustus 2018 M.
Ciri Perjuangan Muhammadiyah
Dengan melihat sejarah pertumbuhan dan perkembangan persyarikatan Muhammadiyah sejak kelahirannya, memperhatikan faktor-faktor yang melatarbelakangi berdirinya, aspirasi, motif, dan cita-citanya serta amal usaha dan gerakannya, nyata sekali bahwa didalammya terdapat ciri-ciri khusus yang menjadi identitas dari hakikat atau jati diri Persyarikatan Muhammadiyah. Secara jelas dapat diamati dengan mudah oleh siapapun yang secara sepintas mau memperhatikan ciri-ciri perjuangan Muhammdiyah itu adalah sebagai berikut.
1. Muhammadiyah adalah gerakan Islam
2. Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar
3. Muhammadiyah adalah gerakan tajdid
A. Muhammdiyah sebagai Gerakan Islam
Telah diuraikan dalam bab terdahulu bahwa Persyarikatan Muhammadiyah dibangun oleh KH Ahmad Dahlan sebagi hasil kongkrit dari telaah dan pendalaman (tadabbur) terhadap Alquranul Karim. Faktor inilah yang sebenarnya paling utama yang mendorong berdirinya Muhammadiyah, sedang faktor-faktor lainnya dapat dikatakan sebagai faktor penunjang atau faktor perangsang semata. Dengan ketelitiannya yang sangat memadai pada setiap mengkaji ayat-ayat Alquran, khususnya ketika menelaah surat Ali Imran, ayat:104, maka akhirnya dilahirkan amalan kongkret, yaitu lahirnya Persyarikatan Muhammadiyah. Kajian serupa ini telah dikembangkan sehingga dari hasil kajian ayat-ayat tersebut oleh KHR Hadjid dinamakan “Ajaran KH Ahmad Dahlan dengan kelompok 17, kelompok ayat-ayat Alquran”, yang didalammya tergambar secara jelas asal-usul ruh, jiwa, nafas, semangat Muhammadiyah dalam pengabdiyannya kepada Allah SWT.
Dari latar belakang berdirinya Muhammadiyah seperti di atas jelaslah bahwa sesungguhnya kelahiran Muhammadiyah itu tidak lain karena diilhami, dimotivasi, dan disemangati oleh ajaran-ajaran Al-Qur’an karena itupula seluruh gerakannya tidak ada motif lain kecuali semata-mata untuk merealisasikan prinsip-prinsip ajaran Islam. Segala yang dilakukan Muhammadiyah, baik dalam bidang pendidikan dan pengajaran, kemasyarakatan, kerumahtanggaan, perekonomian, dan sebagainya tidak dapat dilepaskan dari usaha untuk mewujudkan dan melaksankan ajaran Islam. Tegasnya gerakan Muhammadiyah hendak berusaha untuk menampilkan wajah Islam dalam wujud yang riil, kongkret, dan nyata, yang dapat dihayati, dirasakan, dan dinikmati oleh umat sebagai rahmatan lil’alamin.
B. Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah Islam
Ciri kedua dari gerakan Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan dakwah Islamiyah. Ciri yang kedua ini muncul sejak dari kelahirannya dan tetap melekat tidak terpisahkan dalam jati diri Muahammadiyah. Sebagaimana telah diuraikan dalam bab terdahulu bahwa faktor utama yang mendorong berdirinya Persyarikatan Muhammadiyah berasal dari pendalaman KHA Dahlan terdapat ayat-ayat Alquran Alkarim, terutama sekali surat Ali Imran, Ayat:104. Berdasarkan Surat Ali Imran, ayat : 104 inilah Muhammadiyah meletakkan khittah atau strategi dasar perjuangannya, yaitu dakwah (menyeru, mengajak) Islam, amar ma’ruf nahi munkar dengan masyarakat sebagai medan juangnya. Gerakan Muhammadiyah berkiprah di tengah-tengah masyarakat bangsa Indonesia dengan membangun berbagai ragam amal usaha yang benar-benar dapat menyentuh hajat orang banyak seperti berbagai ragam lembaga pendidikan sejak taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, membangun sekian banyak rumah sakit, panti-panti asuhan dan sebagainya. Semua amal usaha Muhammadiyah seperti itu tidak lain merupakan suatu manifestasi dakwah islamiyah. Semua amal usaha diadakan dengan niat dan tujuan tunggal, yaitu untuk dijadikan sarana dan wahana dakwah Islamiyah.
C. Muhammadiyah sebagi Gerakan Tajdid
Ciri ke tiga yang melekat pada Persyarikatan Muhammadiyah adalah sebagai Gerakan Tajdid atau Gerakan Reformasi. Muhammadiyah sejak semula menempatkan diri sebagai salah satu organisasi yang berkhidmat menyebarluaskan ajaran Agama Islam sebagaimana yang tercantum dalam Alquran dan Assunah, sekaligus memebersihkan berbagai amalan umat yang terang-trangan menyimpang dari ajaran Islam, baik berupa khurafat, syirik, maupun bid’ah lewat gerakan dakwah. Muhammadiyah sebagai salah satu mata rantai dari gerakan tajdid yang diawali oleh ulama besar Ibnu Taimiyah sudah barang tentu ada kesamaaan nafas, yaitu memerangi secara total berbagai penyimpangan ajaran Islam seperti syirik, khurafat, bid’ah dan tajdid, sbab semua itu merupakan benalu yang dapat merusak akidah dan ibadah seseorang.
Sifat Tajdid yang dikenakan pada gerakan Muhammadiyah sebenarnya tidak hanya sebatas pengertian upaya memurnikan ajaran Islam dari berbagai kotoran yang menempel pada tubuhnya, melainkan juga termasuk upaya Muhammadiyah melakukan berbagai pembaharuan cara-cara pelaksanaan Islam dalam kehidupan bermasyarakat, semacam memperbaharui cara penyelenggaraan pendidikan, cara penyantunan terhadap fakir miskin dan anak yatim, cara pengelolaan zakat fitrah dan zakat harta benda, cara pengelolaan rumah sakit, pelaksanaan sholat Id dan pelaksanaan kurba dan sebagainya.
Untuk membedakan antara keduanya maka tajdid dalam pengertian pemurnian dapat disebut purifikasi (purification) dan tajdid dalam pembaharuan dapat disebut reformasi (reformation). Dalam hubungan dengan salah satu ciri Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid, maka Muhammadiyah dapat dinyatakan sebagai Gerakan Purifikasi dan Gerakan Reformasi.
INFORMASI PENGAJIAN
PENGAJIAN RUTIN WARGA MUHAMMADIYAH RANTING PASUNG KECAMATAN WEDI
TEMPAT MASJID AL-HUDA KARANGAN
2. SETIAP RABU MALAM KAMIS SETENGAH BULANAN
PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR'AN PCM WEDI
TEMPAT BERPINDAH
3. SETIAP JUM'AT MALAM SABTU WAGE
PENGAJIAN TARJIH PCM WEDI
DI MASJID NURUL ISTIQLAL KECAMATAN WEDI
4. SETIAP JUM'AT BA'DA SHOLAT JUMAT SETENGAH BULANAN
PENGAJIAN TARJIH PDM KLATEN
TEMPAT BERPINDAH